Beranda - Visi & Misi

event

Kerap jadi Langganan Banjir, Jurusan Teknik Sipil Unjani Gagas Sekolah Sungai Cimahi

CIMAHI, (PR).- Kondisi sungai di Kota Cimahi menyimpan potensi bencana alam banjir. Perlu peran serta semua pihak akan pentingnya keberadaan sungai yang harus dijaga kelestariannya. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) menggelar workshop penyusunan kurikulum pembelajaran Sekolah Sungai Cimahi di kampus Unjani Jalan Terusan Sudirman Kota Cimahi, Selasa, 13 Agustus 2019. Pelatihan ini melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, akademisi, hingga praktisi. Ariani Budi Safarina selaku penggagas kegiatan tersebut mengatakan, gagasan Sekolah Sungai Cimahi muncul atas keprihatinan banjir Melong dan Cilember yang sudah jadi langganan tiap musim hujan. "Kami mengajak semua pihak tak terkecuali untuk mengenal sungai, bukan hanya apa itu sungai tapi bagaimana menyelesaikan masalah di sungai tak terkecuali bencana," ujarnya. Sejak 2016, Dirjen Sumber Daya Air Kementrian PUPR mendorong penyelesaian masalah sungai dengan mendirikan Sekolah Sungai Indonesia di berbagai daerah. Sekolah sungai bisa menjadi solusi utama menghadapi berbagai persoalan sungai. Maka dari itu, Sekolah Sungai harus menjadi gerakan yang masif, baik dari masyarakat hingga pemangku kebijakan. "Sekolah Sungai Cimahi salah satu bentuk edukasi kepada masyarakat untuk memahami sungai hingga ke depan bisa mencintai sungai. Sekolah ini terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar, tak terkecuali pemerintah," ucapnya. Sistem pembelajaran disiapkan teori 40 persen dan selebihnya praktek lapangan. Pihaknya menyiapkan materi kurikulum dengan problem based learning (PBL) sehingga bisa melibatkan banyak pihak terkait mulai dari tata ruang hingga hukum. "Dalam pembelajaran yang dibutuhkan praktek di lapangan, bagaimana menyelesaikan permasalahan banjir dengan mitigasi hingga penanggulangan resiko bencana. Misal, kenapa masyarakat masih buang sampah ke sungai. Setelah dirunut, masalahnya bisa kompleks mulai dari sosial hingga ekonomi. Sehingga, bagaimana menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai," jelasnya. Hasil workshop akan diolah dan disiapkan menjadi kurikulum pembelajaran Sekolah Sungai Cimahi. Targetnya kegiatan sekolah bisa berlangsung di tahun 2019. "Sekolah Sungai Cimahi perlu kolaborasi dan koordinasi semua pihak. Melalui sekolah sungai ini diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya sungai, termasuk menggugah kesadaran masyarakat menghargai sungai dengan menjaga kebersihan serta membiarkan sempadan tanpa gangguan konstruksi sebagai hak sungai," tuturnya. Pihaknya juga tengah menyelesaikan riset yang dilakukan sejak 2017 terkait peringatan dini banjir Kota Cimahi. Sedang dibangun stasiun hujan otomatis di kampus Unjani dan stasiun pengukuran air muka di Sungai Cilember sebagai penanda potensi banjir di wilayah Cigugur Tengah hingga Melong. "Data dari dua lokasi dimasukkan ke server dan dengan decision supporting system. Ketika air muka Sungai Cilember sudah tinggi, kita beri data warning ke Pemkot Cimahi dan bisa dipakai pengalihan arus lalu lintas hingga mitigasi bencana," katanya. Ketua Jurusan Teknik Sipil Unjani Rono Hadinagoro mengatakan, gagasan Sekolah Sungai Cimahi menjadi upaya Unjani berperan aktif berkontribusi kepada masyarakat. Apalagi, Unjani sebagai kampus berwawasan lingkungan mendukung penuh gerakan Citarum Harum. "Kami tindak lanjuti kejadian yang ada di masyarakat dengan riset dan aplikasi, bisa menjadi masukan kepada pemerintah untuk dasar kebijakan. Sebagai kampus berwawasan lingkungan dan mendukung program Citarum Harum, kepedulian terhadap kondisi sungai di Cimahi yang bermuara ke Citarum menjadi begitu besar karena kami ingin berkontribusi dalam penanggulangan masalah sungai," ujarnya. Menurut Rono, pengendalian banjir bisa dibantu lewat perencanaan desain secara teknik. "Kebijakan bisa mengandung unsur engineering, education, dan empowerment. Disiapkan desain, lalu sosialisasi agar paham. Setelah itu bisa dilakukan penegakan aturan agar tertib dan sungai tetap lestari," tuturnya.***


Fakultas Teknik Unjani